Hosting Unlimited Indonesia

Ringkasan Singkat Materi Kekohatian

HMI lahir sekitar 68 tahun yang lalu tepatnya 5 Februari 1947 di daerah Jogjakarta, diawal berdirinya organisasi yang dikenal dengan sebutan slogan "yakusa! (Red; yakin usaha sampai)" ini ikut serta berjuang mempertahankan kemerdekaan RI dari berbagai permasalahan fundamental saat itu, semisal saat agresi militer Belanda, penumpasan PKI, dan berbagai peristiwa-peristiwa penting lainnya terutama terkait dengan permasalahan keummatan yang islami serta keintelektualitasan kaum muda (mahasiswa).

Seiring perkembangan zaman dan fase-fase yang telah dilewati, HMI menjadi sebuah organisasi yang sangat populer dan intens dalam hal-hal kebangsaan dan keislaman di kalangan mahasiswa. berbagai pencapaian maupun keberhasilan sukses diraih terutama dalam dua ranah tersebut, keberhasilan HMI memang tidak terlepas dari keegaliteran kadernya (HMI-wan & HMI-wati) dalam memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk mengaktualisasi diri serta mengembangkan berbagai disiplin ilmu yang dimiliki para kader, sehingga sebutan "Harapan Masyarakat Indonesia" yang diungkapkan salah seorang tokoh besar sekaliber Jendral Soedirman patut di benarkan.

Lalu apa itu KOHATI?

Jika mendengar istilah Kohati penulis rasa setiap kader HMI mengetahuinya, namun bagi yang lupa ataupun belum tahu makna kohati penulis rasa artikel ini bisa menjadi sekedar refrensi membantu ingatan anda. Kohati adalah badan khusus HMI yang bertugas sebagai wahana untuk mengakomodir potensi dan bakat tersembunyi kaum perempuan serta sebagai wahana penampung aspirasi anggota HMI yang bergender perempuan. Kohati sendiri merupakan singkatan dari Korps HMI-wati, tugasnya adalah membina, mengembangkan, dan meningkatkan potensi para kader HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan keperempuanan. Adapun syarat untuk tergabung dalam badan khusus HMI yang dikenal dengan istilah kohati ini adalah mahasiswa yang aktif kuliah yang telah dinyatakan lulus dalam LK 1 (pasal 8).

Dalam eksistensinya kohati memiliki sifat semi-otonom (pasal 5), yang artiannya jika ia (Red; kohati) berada dalam jajaran keorganisasian HMI dikenal sebagai "Bidang/Unit Pemberdayaan Perempuan" dan secara eksternal ia dikenal dengan istilah "Kohati" sehingga dengan sifatnya ini, maka Kohati bisa diasumsikan sebagai sub-sistem dalam perjuangan HMI. Adapun latar belakang munculnya sifat ini adalah asumsi kader HMI yang mengakui adanya kesamaan kemampuan dan kesempatan para anggota baik yang bergender perempuan atau laki-laki. Namun suprastruktur masyarakat kita masih menempatkan posisi organisasi sebagai alat yang paling efektif untuk menyahut berbagai persoalan dalam upaya menyahut berbagai persoalan dalam upaya mencapai tujuan.

Faktor Pendorong Lahirnya Kohati
Melihat realita kekinian secara global bangsa ini tengah dilanda keprihatinan yang berkepanjangan, baik dalam persoalan sosial, ekonomi, dan politik yang menempatkan kaum perempuan sebagai korbannya. Salah satu kasus yang paling mendasar saat ini adalah kurang stabilnya perekonomian negara, permasalahan ini menempatkan kaum perempuan harus mampu menghadapinya untuk tetap bertahan hidup. Disamping itu juga minimnya keterwakilan kaum perempuan dalam parlemen dirasa sangat menjadi permasalahan utama hari ini, seyogyanya keterwakilan perempuan itu untuk saat ini bisa sepadan dengan kaum laki-laki, yaitu minimal 40% bukan lagi 30%.

Sekelumit contoh permasalahan tersebut memang didasari oleh minimnya kualitas SDM dari kaum perempuan, sikap apatis yang masih menggerogoti sebagian masyarakat kita membawa dampak yang kurang baik bagi perkembangan kaum perempuan sehingga keterpurukan itu memang agak sulit dikendalikan. Oleh sebab itu diharapkan terdapat suatu pencerahan yang mampu membangkitkan semangat berintelektual dan memperbaiki diri bagi kaum perempuan, sehingga selayaknya Kohatilah yang menjadi barometer utama mencapai cita-cita luhur tersebut karena dirasa memiliki kemampuan dalam merespon persolan-persoalan di negara ini. Hal ini memang hampir senada dengan tujuan HMI-wati alias Kohati, yaitu "Terbinanya Muslimah Berkualitas Insan Cita" tersebut.

Kohati didirikan pada tanggal 17 September 1966 M (2 Jumadil Akhir 1386 H) di Solo, yang kebetulan saat itu menjadi tuan rumah Kongres HMI ke VIII. Adapun alasan utama yang mendasari lahirnya HMI-wati/Kohati adalah;
a. Secara internal, Departemen keputrian saat itu dinilai tidak mampu lagi menampung aspirasi para kader HMI-wati dan disamping itu juga basic-needs (kebutuhan dasar) anggota tentang berbagai persoalan keperempuanan kurang bisa di fasilitasi oleh HMI.
b. Secara Eksternal, HMI saat itu mengalami tantangan yang cukup pelik yaitu hadirnya komunisme melalui pintu gerakan perempuan (Gerwani) dan maraknya berbagai gerakan keperempuanan di negara saat itu.

Fungsi dan Peran Kohati
Dalam perjuangannya, Kohati memiliki domain isu yang lebih ke arah keperempuanan terutama terkait dengan Keislaman, Kesejahteraan, Pemberdayaan, Egalitarianisme dan Demokrasi, serta Etika atau Moralitas Masyarakat.

Fungsi Kohati sendiri adalah sebagai wadah peningkatan dan pengembangan potensi kade HMI dalam wacana dan dinamika keperempuanan, sedangkan peranannya adalah sebagai pencetak dan pembina muslimah sejati untuk menegakkan dan mengembangkan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan, sehingga jika ditelaah lebih lanjut fungsi dan peran Kohati dalam keorganisasian HMI adalah sebagai akselerator pengkaderan bagi HMI-wati terutama yang diarahkan pada pembinaan akhlak, intelektual, keterampilan, kepemimpinan, kekeluargaan, dan beberapa kualitas lain yang menjadi kebutuhan anggota. Adapun keberhasilan pergerakannya ditentukan oleh para anggotanya.

Sumber; dari berbagai informasi

Salam yakusa!!
HMI memberikan segalanya untuk kadernya, mumpung masih masih mahasiswa perbanyak kualitas diri dan jangan sekali-sekali mencari kehidupan di organisasi ini.
"Z Hafizi (sekum HMI Komisariat Unindra PGRI Priode 2014-2015)"

0 Response to "Ringkasan Singkat Materi Kekohatian "

Posting Komentar