Hosting Unlimited Indonesia

AMOR FATI; Untuk Sebuah Kehidupan Yang Bebas

Siapapun kalian, yang ingin hidup bebas, lepas dari belenggu sekolah, otoritas, orang tua, masyarakat, dan belenggu-belengu lainnya yang serupa. Kalian tidak sendirian,  kalian juga bukan orang pertama yang berpikir bahwa semua belenggu tersebut takkan pernah lepas bahwa kebebasan seperti dapat kita rasakan dalam khayalan dan mimpi disiang bolong. Kita beranjak dewasa dengaan dicekoki kalimat bahwa "kita harus bertanggungjawab". Semua keluh kesah dalam dunia, kehidupan, kondisi sekeliling kita, selalu dijawab dengan nyanyian lama "terima saja, hidup memang tidak pernah adil" sepintas kita merasakan sinisme didalamnya setiap kali kalimat itu didengungkan, kita dapat melihat wajah si pelontar kata yang menyatakan dengan putus asa, bahwa ia tidak berdaya atas kehidupannya. Dan itulah kenyataan yang sebenarnya yang ingin ia katakan bahwa ia..termasuk kita semua tak berdaya. Namun dibalik semua itu, adalah mereka yang tak benar-benar menjalani hidup yang tak sesuai dengan keinginanya, mereka yang telah layu atau mati selagi hidup. Bagiku, kenyataan hidup tidak sesederhana kalimat "hidup memang tidak pernah adil" karena kemungkinan masih ada ruang untuk setiap manusia yang gigih dan berani mengeksplorasi setiap sudut kehidupan.

Terkadang aku juga seperti kalian, yang mengikuti dunia dengan sumpah serapah, tapi bisakah kita sedikit berbesar hati dengan mempertimbangkan sisi lain dari kehidupan yang pernah membuat kita tersenyum, merasa lepas, bebas dengan hati yang bergejolak. Moment-moment dimana kita akan berkata bahwa hidup itu tidak selalu busuk adalah ruang dan waktu dimana kita akan mengikuti mimpi dan keinginan. Memang keseharian kita dipenuhi dengan "kekerasan, kemiskinan, ketertindasan, peperangan, dan pengerusakan" yang disebabkan oleh para penguasa ekonomi dan para politisi. Sehari-hari kita dituntut untuk mengamini semua ini dengan duduk di depan kelas, menonton televisi, mematuhi majikan, dan membuat inersia kehidupan menjadi sebuah rutinitas kehidupan kita sendiri. Tapi, kehidupan yang bebas itu masih mungkin. "Hidup itu indah" bukanlah semata slogan perusahaan periklanan dan senyum Kaum Borjuis di depan televisi. Janganlah percaya atas apa yang disajikan oleh tayangan televisi kepadamu, kehidupan yang indah itu ada di sekitar kita, tersembunyi dibalik tirai jendela dan diluar dinginnya tembok-tembok penjara, seperti sinar matahari yang diselubungi awan, kita hanya perlu mengayuh angin untuk menyingkapnya.
Aku juga sadar bahwa hidup sekarang ini memang memilukan, hidup yang bebas dibawah tirani Kapitalisme dan Negara menjadi semacam Ilusi ketika setiap hari kita melakukan hal-hal yang tidak kita inginkan. Kita harus menjual, menipu dan berlaku tidak adil kepada sesama agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kita bahkan harus membuat mereka patuh seperti halnya atasan/pemimpin yang menginginkan kesetiaan kita. Mereka bilang kalau kita tidak mempersiapkan diri untuk masa depan maka tak ada alasan lagi untuk hidup. Kawan.. Orang-orang yang mengatakan seperti itu adalah mereka mencoba berkata kepadamu bahwa mereka lebih dewasa darimu karena mereka menginginkan kepercayaan dan kepatuhanmu seperti orang yang lebih dewasa sebelumnya yang telah merenggut kehidupan mereka, mereka menginginkanmu untuk menjadi budak sampai engkau mengamini perbudakan dirimu sendiri dan menerima legitimasi kekuasaan mereka terhadap hidupmu. Jadi, kapan kamu akan memulai menjalani hidupmu sendiri?
Argumen ini bukanlah suatu alasan untuk menyerang mereka yang berkata untuk bertahan hidup. Beberapa orang masih sulit melepas rutinitasnya dan menyalahkan mereka juga atas pilihan tersebut merupakan tindakan yang keliru walaupun kita semua tau bahwa pengaruh "rutinitas" kepada kehidupan kita. Semua ini bergantung pada pemahaman kita terhadap realitas keseharian. Hubungan antar manusia dan bagaimana hal tersebut membentuk kesadaran bahkan emosi kita, ada orang-orang terdekat kita yang menyukai pekerjaan mereka sebagai suatu wujud eksistensi didalam masyarakat. Tapi, yang terpenting dari semua itu adalah menyadari bahwa Eksistensi hidup takkan dapat diraih melalui semua itu melainkan dari apa yang benar-benar kita inginkan didalam hidup.
Sadarilah,,, bahwa majikanmu ingin memperbudakmu, sekolah mempersiapkanmu untuk menjadi bagian dari hubungan ekonomi_politik majikan dan budak, masyarakat menginginkanmu menjadi sesuatu yang tidak kamu inginkan, dan orang tua menghendakimu mengikuti jalan hidup mereka menjadi budak. Tapi percayalah,, bahwa kehidupan bebas berada diluar itu semua dan ingat! Kehidupan yang bebas bukanlah kekerasan yang mendominasi, memanipulasi, memperbudak sesama, dan menghancurkan alam sekitar (Biosfer) dari kesenangan kita, bukan!! Karena itu, kebebasan yang diamini oleh masyarakatmu sekarang adalah yang tidak bebas!
Aku keluar (bukan dikeluarkan) dari Kuliah dan tidak memikirkan bagaimana masa depanku akan menjadi, meninggalkan rumah, orang tua dan nilai-nilai suci yang menjadi warisanku. Tapi aku bahagia karena aku menjalani hidupku sesuai dengan keinginanku, aku juga bahagia karena aku bisa merasakan kesedihan sebagai bagian dari hidupku. Mereka bisa saja menuduhku egois, seenaknya, parasit, ceroboh atau apapun itu tanpa berkaca lebih dulu, mereka bisa saja menghakimiku dalam segala hal tapi, apa yang perlu mereka lakukan terlebih dahulu dalam diri mereka sendiri. Bisikan dalam hati sering kali tak nyaman untuk dikeluarkan apalagi diberitahukan kepada orang sekitar. Kita semua tau apa yang dikeluhkan dalam diri: ketidakpuasan yang kita rahasiakan sering kali dibaluti oleh keinginan-keinginan remeh, padahal apabila kita cermati lebih jauh keinginan tersebut menginginkan sesuatu yang lebih besar, lebih besar dari apa yang kamu ketahui, seperti ketika kamu menemukan cinta dan mengetahui apa yang kamu benci. Biarkan mereka bicara sesukanya dan menuduh sesukanya, biarkan mereka berkoar dengan penuh derita, hidup harus tetap terus berjalan dan memang sepatutnya, bahwa untuk menjalani hidup berarti mengetahui mana yang perlu diperjuangkan dan mana yang harus ditumbangkan.
Apa kau merasa muak diperintah, jenuh dengan kemonotonan hidup, merasa ada yang tak beres dengan hidupmu, muak dengan tayangan televisi dan sinetron-sinetron bodoh apalagi didalamnya para politisi, merasa hidupmu tak penuh karena standarisasi lingkungan di sekitarmu, serasa ingin meluap dan mencekik bos, dan mereka yang selalu memaksamu melakukan sesuatu yang tidak kau sukai sehingga kau ingin meledak dan bertindak lepas!
Amor Fati adalah ekspresi cinta akan hidup, adalah suplemen pemberontakan (bagi setiap pemberontak) untuk merayakan hidup. Amor Fati kami adalah sikap antipolitik, antiotoritas, karena kami menolak setiap ketertundukan dan kepatuhan pada apapun selain keinginan kami sendiri. Tak ada yang sakral sekalipun itu Anarkisme. Kami ingin memandang Dunia secara berbeda, dimana setiap kehidupan mempunyai hak untuk menentukan hidupnya sendiri dengan suatu pandangan dunia yang berguna untuk melepas setiap belenggu dalam kehidupan!
"Revolusi menuntut lahirnya jiwa-jiwa yang baru, yang Insting dan Inisiatifnya bergerak diluar logika massa, jangan menjadi atau merekrut pengikut_temukan sepantaranmu. Jangan menumpuk massa dan angka_lipat gandakan dirimu"

Bukan kau yang menyatakan waktunya, tapi waktu yang menyatakanmu
Dan setiap bom waktu
Mereka menari mengikuti iringan musik yang sama
Disebuah dunia yang dihuni oleh orang-orang yang tak dianggap
Aku adalah seorang...
Bom waktu
 (Chumbawamba)

Selalu saja ada kegilaan dalam Cinta, selalu saja ada alasan dalam kegilaan
 (Neitszche)

Penulis;
Rajul Moseley

(Mantum Komisariat Unindra Priode 2013-2014)

0 Response to "AMOR FATI; Untuk Sebuah Kehidupan Yang Bebas"

Posting Komentar